Wednesday, April 18, 2007

PRAKATA

PRAKATA
Blog ini dibuat menjadi suatu langkah awal melakukan e-komunikasi untuk bertukar pengalaman tentang rumah pendidikan sekolah kita.
Apapun yang dapat kita kontribusikan melalui jalur blog/weblog ini, akan menjadi ladang pembelajaran bersama, dan muara akhirnya adalah kondisi yang lebih baik bagi masa depan generasi kita mendatang melalui pendidikannya.
Mulailah dari diri sendiri, sekarang juga klik! dan kalau mengandung kekurangan atau kesalahan, mari bersama kita perbaiki dan sempurnakan!
Salam guru,
Jakarta, 18 April 2007
Darsana Setiawan

3 comments:

koe_lillah said...

lillah fauziah
Saya setuju dengan bapak, melalui blog ini kita bisa bertukar informasi tentang pembelajaran yang kemungkinan besar bisa memperbaiki dan merubah cara pembelajaran yang tidak atau kurang baik menjadi baik bahkan lebih baik lagi.Yang kesemuanya itu dapat berguna untuk menciptakan atau melahirkan generasi yang berkualitas.AMIN...........

why_elhanif said...

Edhwy wajhillah said..
Assalamu’alikum….!!!
Sebelumnya saya minta maaf pak karena telat mengirimkan tugas ini, tapi saya yakin bapak berkenan menerimanya. SUBHANALLAH…LUARBIASA…sebuah tulisan yang mudah-mudahan dapat menggugah hati-hati mereka yang tertidur panjang, yang secara sadar atau tidak melupakan makna dari “PROFESIONALISME”
Saya sangat tertarik dengan tulisan bapak yang mengangkat tema “UN”. Sebuah kebijakan pemerintah yang berniat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sangat baik, salah satunya diadakannya ujian nasional dengan standar minimal yang telah ditentukan. Akan tetapi seiring berjalan nya waktu hilangnya perasaan gusar atau stress peserta didik tidak hanya diakibatkan takut tidak lulus UN tapi, karena mereka di jamin mendapatkan jawaban soal-soal UN. Bahkan kenyataan di lapangan salah satu SMP Pavorit di Jakarta timur terbukti melakukan jual beli jawaban soal UN dengan harga Relatif mahal. Maka yang jadi pertanyaan disini adalah untuk apa diadakannya UN? Jika dengan adanya UN dampaknya malah dari beberapa sekolah berani mengorbankan pembelajaran Non UN, lebih parah nya lagi terjadi pencurian naskah UN. Saya setuju jika ada yang berpendapat bahwa kita tidak boleh melihat dari satu sisi saja. Guru atau kepala sekolah misalnya, yang perlu digaris bawahi mereka bukanlah pahlawan suci dari langit yang diturunkan ke bumi menjadi teladan dalam segala hal karena mereka juga manusia biasa yang berusaha memaksimalkan kemampuanya untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang sekelilingnya. Oleh karena itu diperlukan adanya pembenahan terlebih dahulu diadakannya standar tenaga pendidik dengan adanya uji kompetensi perilaku dan kepribadian pendidik. Mudah-mudahan ini menjadi langkah awal yang menjadi pencerahan bagi dunia pendidikan
TERUS MAJU DUNIA PENDIDIKAN….KERJA KITA BELUM SELESAI….!!!

fisika tarbiyah said...

bapak ini saya yanti mahasiswi uin jakarta prody pendidikan fisika semester 6. saya mau minta tolong buka blog baru saya. ini alamatnya:
http://ynt3rks.blogspot.com